Menurut Kedokteran
Ulkus Dekubitus adalah luka pada kulit dan jaringan di bawahnya akibat tekanan yang berkepanjangan pada kulit setelah berbaring terus-menerus. Kondisi ini dikenal juga sebagai Luka Baring (Bedsores) atau Luka Dekubitus. Luka baring biasanya dimiliki oleh pasien dengan suatu penyakit yang membatasi gerak tubuhnya. Penyakit tersebut membuat pasien duduk di kursi roda atau berbaring di tempat tidur dalam waktu lama sehingga ada bagian tubuh yang terus tertekan.
Bagian tubuh yang paling sering mengalami Luka Dekubitus adalah area dekat tulang yang banyak mengalami tekanan saat berbaring, antara lain pinggul, tumit, pergelangan kaki, dan tulang ekor.
Gejala
Gejala Luka Dekubitus bisa berbeda-beda, tergantung tahapan luka dan apakah pasien telah mendapatkan penanganan yang tepat. Berikut berbagai gejala ulkus dekubitus menurut tahap kemunculannya.
Tahap 1: Kulit tampak kemerahan atau menunjukkan perubahan warna yang bervariasi. Kulit mungkin juga terasa hangat, nyeri, dan keras saat disentuh.
Tahap 2: Muncul luka terbuka pada kulit dengan warna kemerahan, bisa juga disertai dengan lepuhan.
Tahap 3: Luka sudah semakin dalam dan mungkin disertai nanah.
Tahap 4: Luka sudah menembus lapisan kulit paling dalam hingga merusak otot dan tulang. Mungkin sampai terbentuk jaringan mati berwarna kehitaman.
Tahap akhir: Luka berwarna kuning atau hijau dengan lapisan cokelat nanah di atasnya. Pada tahap ini jika lapisan bersifat basah, segera periksakan ke dokter.
Penyebab
Beberapa kondisi mengharuskan pasien menjalani perawatan sambil beristirahat total di tempat tidur dalam waktu lama. Perawatan yang disebut Tirah Baring ini biasanya dialami pasien yang lumpuh, koma, atau memiliki keterbatasan gerak karena kondisi tertentu. Saat terus berbaring di tempat tidur, tubuh akan mendapatkan tekanan secara konstan yang menghambat aliran darah menuju jaringan. Padahal, darah berperan penting dalam membawa suplai oksigen dan nutrisi yang jaringan tubuh butuhkan. Tanpa asupan oksigen dan nutrisi yang memadai, kulit dan jaringan di sekitarnya akan mengalami kerusakan atau bahkan kematian jaringan.
Pada akhirnya, terbentuklah luka terbuka yang bertambah lebar jika tidak segera mendapat pengobatan. Pembentukan luka dapat bertambah cepat bila kulit juga sering bergesekan dengan pakaian atau seprai. Gesekan terus-menerus membuat kulit lebih mudah mengalami cedera dan kerusakan, apalagi jika kulit sering lembap. Pergeseran posisi tubuh juga bisa mendukung pembentukan luka dekubitus, contohnya ketika ranjang ditinggikan, badan pasien mungkin merosot ke bawah. Orang-orang yang memiliki luka dekubitus biasanya mengalami keterbatasan gerak dan kesulitan mengubah posisinya saat berbaring atau duduk. Saat tulang ekor bergerak, kulit tetap di tempatnya sehingga kulit tertarik ke arah berlawanan.
Menurut Ilmu Akupunktur
Kondisi kulit yang luka lalu menjadi borok setelah berbaring dalam jangka waktu yang lama dikenal dengan Ru Chuang. Biasa ditemui pada kasus Hemiplegia atau pasien dengan penyakit parah dan tidak bisa beranjak dari kasurnya. Ciri khasnya adalah terjadi pada bagian yang tertekan dan tergesek misalnya area tulang ekor, punggung, atau tumit. Bisa disertai keluarnya nanah di area kulit yang luka dan menjadi borok, cenderung terjadi dalam kurun waktu yang lama & sulit untuk disembuhkan.
Diagnosa
Gejala
Pada Fase Awal Area kulit akan berubah menjadi merah gelap disertai bercak-bercak dan lepuhan. Lalu akan berubah warna menjadi hitam, bisa sakit atau tidak sama sekali. Bisa disertai pembengkakan disekitar area kulit.
Pada Fase Lanjut Jaringan kulit akan mati Cairan nanah akan keluar dan menjadi luka Cairan nanah agak bau Area luka akan meluas Jaringan yang mati akan lepas lalu akan berubah menjadi borok Dalam kasus parah borok bisa sampai ke otot dan tulang
Pada Fase Terakhir Jika jaringan kulit yang mati sudah lepas semua maka akan terjadi regenerasi kulit. Kulit akan berubah warna menjadi merah terang dan akan segera sembuh. Jika jaringan kulit terus-terusan membusuk lalu area borok menjadi semakin luas dan bengkak menjadi semakin beaar, bernanah bau disertai penurunan BB drastis maka pemulihan akan sedikit sulit.
Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan kultur bakteri pada cairan nanah dan pemeriksaan alergi akan membantu dalam pemilihan treatment pengobatan.
Pengobatan Berdasarkan Sindrom
1. Sindrom Qi Tersendat dan Stagnasi Darah
Gejala
Tumbuh ruam merah, dilanjutkan kulit yang mulai membengkak dan berwarna merah gelap atau kulit akan menjadi rusak
Samping lidah berbercak lapisan tipis
Nadi senar
Prinsip Pengobatan: Melancarkan sirkulasi Qi dan darah.
2. Sindrom Patogen Racun Membuat Busuk
Gejala
Luka mulai rusak
Daging busuk dan nanah agak banyak atau disertai bau menyengat
Dalam kasus berat daging bisa rusak sampai ke otot dan tulang
Area sekitarnya membengkak
Disertai demam/demam rendah
Murung
Tidak nafsu makan
Lidah merah lapisan sedikit
Nadi tipis cepat
Prinsip Pengobatan: Mentonifikasi Qi memelihara Yin, membersihkan racun meregenerasi kulit baru.
3. Sindrom Defisiensi Qi dan darah
Gejala
Daging membusuk dipermukaan kulit lepas atau daging busuk sudah lepas tapi ada borok berwarna pucat dan susah sembuh
Disertai wajah tidak bersinar
Tidak nafsu makan
Lidah pucat lapisan sedikit
Nadi dalam tipis tidak bertenaga
Prinsip Pengobatan: Mentonifikasi Qi memelihara darah, meregenerasi kulit.
Pencegahan dan Pemulihan
Perawatan steril dan perketat pencegahan
Sering-serig membalikkan tubuh pasien yang berbaring, memastikan kelembapan kulit yang tertindih
Segera beri tindakan jika mendapati ada kulit yang tertindih berubah warna menjadi agak gelap
Memperkaya asupaan nutrisi pada makanan, serta memperbaiki kondisi patologis bagian tubuh lainnya.
Untuk Mengetahui Lebih Lanjut Mengenai Hal Diatas
Bisa Menghubungi Klinik Akupunktur & Herbal Meriana
Comments